SHALAT SEBAGAI MEDITASI TERTINGGI DALAM ISLAM
SHALAT SEBAGAI MEDITASI TERTINGGI DALAM ISLAM
Kita
selalu bertanya tentang keadaan kita-umat islam- mengapa belum meraih
kemenangan sebagai khalifah fil ardhi
/ khoiru ummah / ummatan wasathan / ummatan wahidah. Di Indonesia saja kita
terbesar, tapi hanya kuantitas, nyatanya kita centang perenang, banyak tapi
laksana buih di lautan, terombang ambing dari berbagai krisis multi
dimensi. Semestinya kita umat teladan di
negeri ini bagi umat lain, bahkan umat seluruh dunia.
Tidak
sedikit aktifitas ritual dilakukan tapi ternyata hanyalah sebuah rutinitas
bukan kualitas ritual. Inilah yang menjadi sumber kelemahan dan kehinaan kita.
Selama ini haqqul yaqien Allah SWT. Selalu menepati janjinya :
قد أفلح المومنون . الذين هم في صلأ تهم خاشعون
“Sesungguhnya
beruntunglah orang-orang beriman (yaitu)
orang-orang yang khusyu’
Dalam shalatnya”
(Q.S Al Mu’minun 23 : -2)
Sungguh
menanglah orang-orang beriman yang khusyu’ dalam shalatnya. Sedangkan syarat
meraih kemenangan adalah, Beriman, menegakan shalat dan khusyu’.
1.
Iman
Hanya orang-orang
beriman yang merindukan ibadah shalat, baginya azan adalah nada musical
terindah, azan baginya bukanlah panggilan muadzin tapi panggilan Allah
SWT, ia sangat mencintai Allah SWT. Kekasih selalu ingin berjumpa kekasihnya
dan shalat perjumpaan hamba dengan khalik-Nya.
الذبن يظنون أنهم
ملأقوا ربهم وأنهم اليه راجعون
“(yaitu) oarang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui
Tuhannya,
Dan bahwa mereka akan kembali
kepada-Nya” (Q.S Al Baqarah 2:46)
2.
Shalat
Shalat hakikatnya
adalah zikir :
انني أنا الله لآاله الا أنا فاعبدني واقم الصلوة لذكري
“Sungguh
Aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan
Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku” (QS.Thaha :14)
Mengingat dan menyebut
Allah dari takbir hingga salam full aktifitas zikir, Berdiri, ruku’, sujud
bersandarkan kepada teladan Rasulullah SAW, karena Rasulullah SAW mencontohkan
langsung cara shalat yang benar.
3.
Khusyu’
Khusyu’ adalah buah
dari iman kepada-Nya dan shalat yang benar bukan sekedar memahami makna shalat
dari takbir hingga salam.
ياأيهاالذين أمنوا لاتقربوا الصلوة وانتم سكارى حتىتعلموا ماتفولون
“Hai orang-orang, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan
mabuk,
Sehingga mengerti apa yang kamu ucapkan” (QS.An-Nisa 4: 43)
Tetapi
hati juga hadir merasakan, menikmati setiap gerak dari takbir hingga salam
dalam tatapan Allah, perhatian Allah dan pandangan Allah.
الذي يرنك حين تقوم . وتقلبك في الساجدين
“Yang melihat
kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan (melihat pula) perubahan
Gerak
badanmu diantara orang-orang yang sujud” (QS.
Assy-Syu’ara : 218-219)
Dan
puncak dari kekhusyu’an adalah akhlakul karimah.
Inilah
inti ibadah, do’a zikir dan ilmu.
Imam
Ali berkata :
“Sungguh
orang berdusta di pagi hari tidak akan
khusyu’ shalat di siang hari”
Betapa
hebatnya pengaruh dusta terhadap shalat. Ringkasnya, shalat yang khusyu’ akan
melahirkan akhlak yang mulia, dan akhlak yang mulia buah dari kekhusyu’an.
Subhanallah.
ahmad lutfi
Solo, 17 Januari 2012
Komentar
Posting Komentar