Puasa


Puasa sebagai salah satu rukun Islam mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Puasa diwajibkan bukan hanya bagi umat Nabi Muhammad Saw saja, namun demikian juga diwajibkan atas orang-orang terdahulu. Disamping puasa yang wajib, juga ada puasa yang disunahkan.
A.   Ketentuan Puasa Wajib
1.    Pengertian  Puasa
        Secara bahasa Puasa artinya menahan diri dari segala sesuatu, seperti manahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat. Sedang menurut istilah puasa ialah menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya sejak mulai terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat dan rukunnya.
                Firman Allah Q.S. Al Baqarah ayat 187
   Artinya :
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.(Q.S. Al Baqarah [2] : 187)
2.    Hukum Melaksanakan Puasa
                Dalam Islam hukum melaksanakan puasa ada beberapa macam seperti wajib, sunat, haram dan makruh. Puasa yang hukum melaksanakannya wajib yaitu : puasa ramadhan, , puasa kifarat dan puasa nazar. Yang termasuk puasa sunat, seperti : puasa setiap hari senin – kamis, puasa hari A’rafah, puasa ‘asyura dan sebagainya. Yang termasuk puasa haram seperti : puasa pada hari raya idul fitri, idul adha dan puasa hari tasyri’.
3.    Syarat Wajib Puasa
                Syarat artinya sesuatu yang harus dipenuhi sebelum melakukan sesuatu. Adapun syarat wajibnya puasa adalah :      
a.      Islam
b.      Baligh
c.       suci dari haid dan nifas (bagi wanita).
d.      Dalam waktu yang diperbolehkan berpuasa               
                               
4.    Rukun Puasa
                Rukun ialah sesuatu yang harus dipenuhi atau dikerjakan ketika melaksanakan sesuatu. Sedang rukun puasa ialah sesuatu yang harus dilaksanakan seseorang yang sedang melaksanakan puasa. Jika rukunnya tidak dipenuhi puasanya tidah sah. Rukun puasa ada dua macam yaitu :                              
a.      Niat berpuasa pada malam hari.
        Sabda Rasulullah SAW.
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م. مَنْ لَمْ يُبَيِّتُ الصِّيامُ قَبْلَ اْلفَجْرِ فَلاَ صِيَامَ لَهُ (رواه ابوداود والترمذى والنساء)    
                       

Artinya :
                        “Barang siapa tidak berniat puasa malam hari sebelum terbit fajar, maka tidak sah puasanya”. (H.R. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai)
b.      Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa mulai terbit fajar  sampai terbenam matahari.

5.    Hal-hal yang membatalkan Puasa
        Adapun hal-hal yang membatalkan puasa sebagai berikut :
a.      makan dan minum dengan sengaja
b.      bersetubuh disiang hari
c.       keluar mani (sperma) dengan sengaja
d.      keluar haid atau nifas
e.      muntah dengan sengaja
Rasulullah SAW bersabda.
عَنْ اَبىِ هُرَيْرَةَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م. مَنْ ذَرَ عَهُ الْقَيْئَ وَ هُوَ صَا ئِمٌ فَلَيْسَ عَلَيْهِ قَضَاءً وَ اِ نِ اسْتَقَاءَ فَلْيَقَضِ (رواه الخمسة)
                Artinya : “Dari Abi Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa muntah tidak sengaja dalam keadaan berpuasa maka tidak wajib baginya untuk mengganti puasanya (qadha), akan tetapi jika muntahnya disengaja maka baginya wajib mengqadha”.   
f.       hilang akalnya sebab gila atau mabuk disiang hari
g.      menurut para ulama’  masuknya sesuatu ke dalam tubuh lewat lobang (hidung, mulut, telinga, dubur atau qubul) baik sengaja atau tidak juga membatalkan puasa.

B.     Macam - Macam Puasa Wajib
            Puasa wajib artinya puasa yang harus dikerjakanmendapat pahala, jika tidak dikerjakan maka berdosa. Adapun macam-macam puasa wajib adalah :
1.         Puasa Ramadhan
        Puasa ramadhan ialah puasa yang dilaksanakan pada bulan ramadhan. Hukum melaksanakan puasa ramadhan adalah wajib bagi setiap orang yang telah memenuhi syarat wajibnya. Firman Allah Swt. Surat Al Baqaraah ayat 183:               
$ygƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä |=ÏGä. ãNà6øn=tæ ãP$uÅ_Á9$# $yJx. |=ÏGä. n?tã šúïÏ%©!$# `ÏB öNà6Î=ö7s% öNä3ª=yès9 tbqà)­Gs? ÇÊÑÌÈ  
        Artinya :
        Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
        (Q.S. Al Baqarah [2] : 183)
Puasa ramadhan mulai diwajibkan kepada umat Islam pada tahun kedua hijriyah. Dalam puasa ramadhan niat untuk berpuasa harus dilaksanakan malam hari sebelum puasa. Sedang untuk puasa sunat boleh dilaksanakan siang hari saat puasa sebelum matahari condong ke barat (masuk waktu dhuhur) asal sejak terbit fajar belum makan atau minum sama sekali.
Hal-hal yang disunatkan ketika berpuasa antara lain :
a.       memperbanyak membaca Al Qur’an.
b.      Segera berbuka jika sudah waktunya tiba.
c.       Ketika berbuka dengan makanan atau minuman yang manis, lebih utama berbuka dengan kurma.
d.      Berdoa lebih dahulu ketika akan berbuka.
        Doanya sebagai berikut :
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْ قِكَ اَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
        Artinya : 
        Ya Allah, untuk-Mu saya berpuasa, kepada-Mu beriman dan dengan rizki-Mu saya berbuka. Dengan rahmat-Mu ya Tuhan yang Maha Pengasih.”
e.      Mengakhirkan makan sahur kira-kira 15 menit sebelum waktunya imsak (habis).
f.        Memberi makan untuk berbuka atau sahur kepada orang yang berpuasa.
g.       Memperbanyak ibadah, sedekah dan infak.

2.         Puasa Kifarat
        Puasa kifarat yaitu puasa sebagai denda terhadap orang yang melakukan hubungan suami istri pada saat berpuasa (pada siang hari ) bulan ramadhan. Adapun denda (kifarat) bagi yang bersetubuh di siang hari bulan ramadhan yaitu :
a.      puasa dua bulan berturut-turut, atau
b.      memerdekakan seorang budak muslim, atau
c.       memberi makan orang miskin sebanyak 60 (enam puluh) orang.

3.         Puasa Nazar
Puasa nazar ialah puasa yang dilakukan karena pernah berjanji untuk berpuasa jika keinginannya tercapai. Misalnya seorang siswa bernazar: “jika saya mendapat rangking pertama maka saya akan puasa dua hari”. Jika keinginannya tersebut tercapai maka puasa yang telah dijanjikan (dinazarkannya) harus (wajib) dilaksanakan. Hukum nazar sendiri adalah mubah tetapi pelaksanaan nazarnya jika hal yang baik wajib dilaksanakan, tetapi jika nazarnya jelak tidak boleh dilaksanakan, misalnya jika tercapai keinginannya tadi akan memukul temannya maka memukul temannya tidak boleh dilaksanakan.
C.    Orang-Orang Yang Diperbolehkan Tidak Berpuasa
Orang yang diperbolehkan tidak berpuasa pada bulan ramadhan adalah :
  1. Orang yang sedang sakit. Wajib mengganti yangdtinggalkannya ketika sembuh.
Firman Allah surat Al Baqarah ayat 184:
`yJsù šc%x. Nä3ZÏB $³ÒƒÍ£D ÷rr& 4n?tã 9xÿy ×o£Ïèsù ô`ÏiB BQ$­ƒr& tyzé& ÇÊÑÍÈ
Artinya :
“…Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain….” (Q.S. Al Baqarah [2] : 184) 
2.       Orang yang sedang bepergian jauh (musafir) tidak bertujuan untuk maksiat. Maka setelah selesai ramdhannya wajib mengganti (mengqadha) sejumlah puasa yang telah ditinggalkannya.

3.       Orang yang telah lanjut usia (pikun) atau sakit menahun
Yaitu orang yang sudah tua dan tidak mampu berpuasa serta kemungkinan untuk mengqadha juga sudah tidak mungkin. Maka sebagai pengganti puasanya ia wajib membayar fidyah yaitu memberi makan seorang miskin setiap harinya selama tidak berpuasa . Ukuran  fidyah yaitu kurang lebih ¾ liter beras atau makanan yang bisa membuat kenyang.
Firman Allah surat Al Baqarah ayat 184 :
n?tãur šúïÏ%©!$# ¼çmtRqà)ÏÜム×ptƒôÏù ãP$yèsÛ &ûüÅ3ó¡ÏB  ÇÊÑÍÈ  
Artinya :
“…. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. ….” (Q.S. Al Baqarah [2]: 184)

4.       Orang yang sedang hamil atau menyusui
Orang yang sedang hamil atau menyusui jika tidak kuat maka boleh tidak berpuasa karena takut akan menjadi bahaya bagi dirinya dan anaknya, maka wajib mengganti (mengqadha) puasanya pada kesempatan lain. Tetapi jika hanya takut akan menimbulkan bahaya terhadap anaknya saja, maka wajib mengganti (mengqadha) puasanya pada kesempatan lain dan wajib membayar fidyah.
Hadis Rasulullah SAW .
عَنْ اَنَسٍ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م. اِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ وَضَعَ عَنِ الْمُسَا فِرِ الصَّوْ مَ وَشَطَرَ الصَّلاَةَ وَ عَنِ الْحُبْلَى وَالْمُرْضِعِ الصَّوْ مَ (رواه الخمسه)
Artinya:
“Dari Anas Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memberi (keringanan) puasa dan (kemudahan) salat bagi musafir, dan keringanan puasa kepada wanita hamil dan menyusui.” (H.R. lima ahli hadis).
D.   Fungsi Puasa Wajib Dalam Kehidupan
1.       Sebagai sarana untuk mencapai derajat ketakwaan kepada Allah.
2.       Sebagai sarana pendidikan dan latihan yaitu latihan meningkatkan disiplin, membiasakan bertindak benar, melatih sifat sabar, menanamkan tekat yang kuat dalam menahan hawa nafsu.
3.       Menumbuhkan sifat kasih sayang, peduli dan peka terhadap kehidupan fakir miskin.
4.       Menjauhkan diri dari sifat tamak, rakus, riya dan menuruti hawa nafsu.
5.       Menumbuhkan semangat bersyukur atas nikmat yang telah diterimanya tanpa dapat dihitung jumlahnya. Firman Allah surat Ibrahim ayat 34 :

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوْهَاإِنَّ اْلإِ نْسَانَ لَظَلُوْ مٌ كَفَّا رٌÇÌÍÈ   
        Artinya :
        “Dan jika kamu menghitung ni`mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (ni`mat Allah).” (Q.S. Ibrahim [14]: 34)    
  1. Puasa merupakan cara terbaik untuk menjaga keselarasan, keindahan, dan kesehatan tubuh.

E.    Pengertian puasa sunat
Puasa sunat adalah puasa yang boleh dikerjakan dan boleh tidak, puasa sunat sering disebut dengan puasa Tathawu’ artinya apabila dilakukan mendapat pahala dan apabila tidak dilakukan tidak berdosa.


F.    Macam-macam puasa sunat
Ada beberapa  macam puasa sunat yang waktu pelaksanaannya berbeda-beda, antara lain; Puasa Syawal, Yang dimaksud dengan puasa Syawal adalah puasa enam hari di bulan Syawal setelah tanggal 1 di bulan Syawal, yang pelaksanaannya boleh secara berturut-turut dan boleh selang-seling yang penting sejumlah enam hari.
Nabi Muhammad saw. bersabda ;
عَنْ اَبِي اَيُّوْبِ اْلأَ نْصَارِيْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ  أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ   ثُمَّ أَتَّبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامُ الدَّ هْرِ  (رواه مسلم)
Artinya :
Diriwayatkan dari Abu Ayyub Al Anshari r.a. bahwa Rasulullah SAW. pernah bersabda: Barang siapa berpuasa Ramadhan, lalu disusul  dengan berpuasa 6 (enam) hari di bulan Syawal, maka ( pahalanya ) bagaikan puasa setahun penuh.” ( H.R Muslim)
1.       Puasa hari Arafah, Puasa sunat hari arafah adalah puasa sunat yang pelaksanaannya dilakukan pada tanggal 9 Dzuhijjah. Puasa sunat hari arafah dapat menghapus dosa selama 2 (dua) tahun,  yakni setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Puasa Arafah tidak disunhkan bagi orang yang sedang melakukan ibadah haji. Nabi Muhammad saw. bersabda ;

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ: أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ . . . (رواه مسلم)
Artinya :
“ Puasa hari Arafah itu dihitung oleh Allah dapat menghapus ( dosa ) dua tahun, satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.   (HR Muslim )
2.       Puasa Asyura adalah puasa sunat pada tanggal 10 Muharam
Barang siapa berpuasa As Syura dihapus ( dosanya ) satu tahun yang lalu. Nabi Muhammad saw. bersabda ;
صِيَامُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءِ: أَحَتسِبَ عَلَى الله أَنْ يُكَفِرَ السَّنَةِ الَّتِى قَبْلَهُ  (رواه مسلم)
  Artinya :
“ Puasa pada hari As Syura menghapus ( dosa )  selama satu tahun yang lalu.” ( H.R. Muslim)
3.       Puasa bulan Sya’ban
Puasa di bulan Sya’ban ini tidak ada ketentuan, apabila dalam mengerjakan puasa di bulan Sya’ban  lebih banyak daripada di bulan lain adalah lebih baik. Nabi bersabda :
كاَنَ يَصُوْمُ شَعْبَانَ كُلَّهُ, كَانَ يَصُوْمُ شَعْبَانِ اِلاَّ قَلِيْلاً  (أخرجه البخارى)
Artinya :
Rasulullah pernah berpuasa penuh di bulan sya’ban, juga pernah berpuasa di bulan sya’ban tidak penuh (dengan tidak berpuasa pada hari-hari yang sedikit jumlahnya)” (H.R. Bukhari)
4.       Puasa Senin dan Kamis
Allah Swt pada setiap Senin dan kamis  mengampuni dosa-dosa setiap muslim, supaya kita diampuni dosanya oleh Allah,  maka berpuasalah. Hadis diriwayatkan dari Aisyah, Nabi SAW. bersabda:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمِ يَتَحَرَّى صِيَامُ اْلاِ ثْنَيْنِ وَالْخَمِيْسِ  (رواه الترمذى)
Artinya :
“Dari Aisyah ra. Ia berkata: Bahwasanya Nabi SAW selalu memilih puasa hari senin dan hari kamis.” (H.R. Tirmidzi)
5.       Puasa pada pertengahan bulan Qomariyah
Puasa pertengahan bulan ini dilakukan setiap tanggal 13, 14 dan 15 Qamariyah. Sabda Rasulullah saw.
عَنْ اَبِى ذَرٍّ مَنْ صَامَ ثَلاَ ثَةَ اَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ فَقَدْ صَامَ الدَّ هْرَ كُلَّهُ (اخرجه احمد والترمذى)
Artinya :
“ Dari Abu Dzar,  : Barang siapa puasa tiga hari setiap bulannya maka sungguh ia telah puasa selama satu tahun penuh.”  ( HR Ahmad dan Tirmidzi )
Hadis Abu Dzar yang lain menjelaskan:
اِذَا صُمْتُ مِنَ الشَّهْرِ ثلاَ ثَةَ فَصُمَّ ثَلاَثَ عَشَرَةَ وَاَرْبَعَ عَشَرَةَ وَخَمْسَ عَشَرَةَ   (اخرجه احمد والترمذى وابن حبان)
Artinya :
“Ketika kamu ingin puasa setiap bulan tiga hari maka puasalah setiap tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulannya. (H.R. Ahmad,Tirmidzi dan Ibnu Hiban)
6.       Puasa Daud
Puasa Daud yaitu puasa yang dilakukan dengan cara sehari berpuasa sehari berbuka ( tidak berpuasa ). Nabi SAW. bersabda :

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمِ: اِنَّ أَحَبَّ الصِّيَامِ اِلَى اللهِ صِيَامُ دَاوُدَ, وَأَحَبَّ الصَّلاَةِ اِلَى اللهِ صَلاَةُ دَاوُدُ عَلَيْهِ السَّلاَمِ: كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ, وَيَقُوْمُ ثَلَثَهُ , وَيَنَامُ سُدُسَهُ, وَكَانَ يَصُوْمُ يَوْمًاوَيُفْطِرُ يَوْمًا (اخرجه البخارى)
Artinya :
“Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya puasa (sunat) yang paling disenangi oleh Allah adalah puasa Nabi Dawud, dan salat (sunat) yang paling disenangi oleh Allah adalah salat Nabi Dawud, Nabi Dawud tidur separuh malam, lalu salat sepertiga malam, kemudian tidur lagi seperenam malam, dan beliau berpuasa sehari lalu berbuka sehari (selang-seling)” (H.R. Bukhari)                                                                                   
G.   Waktu-waktu yang diharamkan puasa
Adapun waktu (hari) yang dilarang untuk berpuasa adalah sebagai berikut :
a.             dua hari raya yaitu hari raya idul fitri dan hari raya idul adha.
b.            tiga hari tasyrik yaitu,  tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.

                Rasulullah saw bersabda :
عَنْ اَنَسٍ أَنّ النَّبِيَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ صَوْمِ خَمْسَةِ اَيَّامٍ مِنَ السَّنَةِ: يَوْمُ اْلفِطْرِ وَيَوْمُ النَّخْرِوَثَلاَ ثَةُ اَيَّامِ التَّشْرِيْقِ (رواه الدرقطنى)
Artinya :
“ Dari An Nas, bahwasannya nabi saw . telah melarang berpuasa dalam lima hari setahun yaitu : a. hari raya   Idul Fitri ,  b. hari raya Idul Adha dan c. hari Tasyriq ( tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah ).” ( HR Daru Quthni) 

Komentar

Postingan Populer